Tugas Pengawas yang Berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. Ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang pengawas tambang agar visi dan misi perusahaan nya bisa tercapai. Diantaranya ada tugas yang berhubungan dengan nilai-nilai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), berhubungan dengan pencapaian hasil produksi, dan beberapa hal lainnya.
Ada banyak tugas pengawas yang berkaitan dengan K3, seperti memastikan karyawan memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja, membuat Job Safety Analysis di setiap bidang pekerjaan, dan lain sebagainya. Namun saya lebih memilih 3 tugas di bawah ini karena mungkin tugas ini lebih penting untuk diperhatikan dan dilakukan seorang pengawas.
Berikut ini adalah beberapa tugas yang dilakukan
oleh seorang pengawas (foreman) tambang yang berhubungan dengan K3.
1. Melakukan Safety Talk.
Pemahaman saya tentang safety talk sendiri adalah pembicaraan
dua arah antara pengawas (atau level supervisory) dengan anak buahnya
(operator, driver, dll) yang diadakan di suatu tempat yang telah di tetapkan
sebelumnya (di areal tambang, atau bisa juga di area berkumpul sekitar office)
dan di lakukan secara periodik (per 3 hari, per minggu, dll) pada umumnya
dilakukan awal shift kerja (ada juga perusahaan tambang yang mengadakan safety
talk saat akhir shft kerja). Pada umumnya safety talk berlangsung selama 10
sampai 20 menit.
Selain pengawas dan anak buah nya, safety talk juga dihadiri
oleh perwakilan dari divisi safety (OSHE Dept.). Dan biasanya kegiatan ini di
awali dengan penyampaian dari OSHE Dept. kemudian pengawas tambang, dan sesi
tanya jawab antara karyawan dengan pengawas atau safety.
Berikut ini adalah hal-hal apa saja yang sebaiknya di
sampaikan kegiatan safety talk:
1.
Menyampaikan informasi dan pemahaman tentang penting nya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada audience. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi potensi dan resiko bahaya yang mungkin terjadi pada karyawan.
2.
Review tentang temuan-temuan kondisi tidak aman (lokasi yang
berpotensi menimbulkan bahaya, seperti jalan berlubang, jalan berdebu, licin
sehabis hujan, dll) dan tindakan tidak aman anak buahnya (mengemudikan unit
dengan mengebut atau ugal-ugal an di jalan tambang, mengemudikan unit dan
hampir bertabrakan dengan unit lain, dll) selama periode sebelumnya.
3.
Menyampaikan tindakan perbaikan apa saja yang sudah dilakukan nya
dari semua temuan yang ada. Sebagai contoh jika jalan tambang berdebu maka
tindakan perbaikan apa yang sudah dilakukan pengawas untuk mengurangi
intensitas debu, misalnya pengendalian debu dengan penyiraman jalan tambang
secara intensif.
4.
Menyampaikan Safety alert , informasi terkini tentang
kejadian-kejadian, accident, bahkan sampai fatality (kecelakaan yang
menyebabkan karyawan meninggal dalam kurun 1 x 24 jam setelah kejadian) yang
terjadi di pertambangan lain dengan tujuan agar kejadian serupa tidak terulang
kembali.
5.
Sesi tanya jawab antara karyawan atau anak buah kepada pengawas
dan perwakilan dari OSHE Dept. Di sesi ini, karyawan bisa mengajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan pekerjaannya, atau bisa juga memberikan informasi
temuan tentang kondisi area kerja yang berpotensi bahaya agar dilakukan
tindakan perbaikan oleh pihak terkait.
2.
Mengadakan Pertemuan 5 Menit (P5M) Sebelum Memulai Pekerjaan.
P5M biasanya diadakan pada setiap awal shift kerja di area
pertambangan dan dihadiri oleh seluruh pengawas, perwakilan dari safety, dan
karyawan shift kerja tersebut. Sesuai dengan namanya, P5M hanya berlangsung
selama kurang lebih 5 menit, dan lebih membahas tentang teknik kerja yang akan
dimulai, beberapa spot area yang kemungkinan menimbulkan potensi bahaya, dan juga
di sisipi pesan K3 di dalamnya agar karyawan bisa memulai dan mengakhiri
pekerjaas tersebut dengan aman tanpa kurang satu apapun.
3. Mengikuti Panitia Pembinaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3) - Safety Committee.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh pengawas dengan mengikuti
P2K3 ini (beberapa perusahaan mengadakan meeting P2K3 per bulan). P2K3 sendiri
diikuti oleh OSHE Dept. beserta seluruh jajaran pengawas yang ada di suatu
perusahaan (minimal harus ada 1 atau 2 perwakilan pengawas di setiap perusahaan
untuk menghadiri meeting ini agar informasi yang disampaikan bisa merata ke
semua perusahaan yang berada dalam 1 wilayah pertambangan).
Pada intinya meeting P2K3 membahas tentang performa K3 dari
indikator-indikator yang telah di tetapkan sebelumnya. Jika performa K3 suatu
perusahaan menurun, maka akan di cari bersama solusi terbaik seperti apa yang
bisa di ambil untuk memperbaiki performa K3, siapa yang paling bertanggung
jawab (PIC - Person In Charge) untuk menjalankan perbaikan tersebut, dan sampai
kapan PIC tersebut bisa menyelesaikan perbaikan tersebut.
Di samping itu, dalam meeting P2K3 juga akan diberikan
pembekalan materi-materi K3 kepada pengawas dan ini akan sangat berguna buat
pengawas untuk di sampaikan kepada karyawan atau anak buahnya masing-masing.
Semua tugas pengawas ini dilakukan semata-mata dengan tujuan
untuk menciptakan suasana kerja karyawan yang aman, sehat. Sebisa mungkin
menjauhkan hal-hal yang berpotensi menimbulkan bahaya anak buahnya. Dan
menumbuhkan kesadaran yang tinggi kepada seluruh karyawan tentang pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam bekerja.
Terlepas dari itu semua, pengawas tambang hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan lupa. Dan tanggung jawab Kesehatan dan Keselamatan Kerja tidak hanya terletak pada pundak seorang pengawas, tapi terletak pada diri kita masing-masing.
Demikian apa yang bisa saya bagikan. Jika anda mempunyai
pendapat lain atau ingin menambahkan tugas pengawas yang berkaitan dengan K3
tersebut, mohon jangan ragu-ragu untuk menambahkannya dengan berkomentar di
bawah ini. Sekian dan semoga bermanfaat.
The More You Share, The More You Earn
Share Artikelmu Tentang HR
Dapatkan Reward Ekslusif
Rekomendasi Untuk Anda